Meraup Rejeki di Amazon
Amazon.com- Saya mengenal Rudi 2 tahun yang lalu ketika pendaftaran ulang mahasiswa Baru di Undip. Kebetulan kami satu fakultas walaupun beda jurusan. Saya jurusan Sastra Indonesia, sedangkan dia jurusan Ilmu perpustakaan. Karena sama-sama anak rantau, kami memutuskan untuk mencari kost yang sama di area dekat Undip, dan semenjak itu, kami sering bertemu dan menjadi sahabat baik.
Kami sama-sama bukan anak beasiswa. Baik dana pendidikan maupun hidup sehari-hari, semua berasal dari hasil jerih payah orang tua. Hingga satu tahun kemudian, Rudi menemukan bisnis baru, yaitu jualan online. Memanfaatkan wifi kost, ia membuat sebuah akun di web bernama Amazon.com. Dia bilang inilah lapaknya. Apa yang Rudi Jual? Ternyata dia menjual buku-buku jadul. Buku-buku yang ia jual, ia dapatkan dari pasar buku bekas di belakang stadion Undip, Pleburan. Awalnya memang coba-coba, tapi ternyata berhasil. Satu dua pembeli tertarik mengeluarkan uang lebih untuk membeli sebuah buku jadul. Rudi memastikan bahwa bukunya ori dan masih dalam kondisi baik, sehingga meskipun bekas, buku tersebut tetap laku mahal.
Sedikit demi sedikit, bisnis Rudi bertambah menggiurkan. Sesekali bahkan saya diajak membantunya menyortir pesanan, dan dari situ saya mendapat upah. Tidak banyak sih, tapi cukup untuk membeli keperluan seorang mahasiswa.
Di tahun kedua, bisnis jualan Rudi mencapai omset hingga 500 ribu per hari. Itu angka yang sangat fantastis untuk seorang mahasiswa. Dia sudah memiliki empat karyawan sekarang, salah satunya saya. Karyawan-karyawannya juga anak-anak satu kost yang bertugas mencari buku di stadion, menyampul, mengambil gambar, mengupload, menyortir pesanan, dan lain sebagainya, sehingga Rudi hanya tinggal ongkang-ongkang kaki menunggu gajian.
Setelah dua tahun bekerja dengan Rudi, saya merasa kurang jika hanya menjadi pegawai. Maka melalui jalan yang telah dirintis Rudi, aku membuat akun serupa milik saya sendiri. Di akun Amazon tersebut, saya memilih ide yang cemerlang, yaitu jualan handphone antik. Saya mendengar, di sebuah tempat bernama Pasar Maling, menjual hp-hp antik dengan harga miring. Tentu saja mereka tidak tahu nilai romantisme dalam hp-hp tersebut sehingga menjualnya murah. Di pasar yang letaknya di bilangan Kauman, Semarang tersebut, saya membeli beberapa hp jadul dengan harga mulai dari 50 ribuan.
Jika saya benar, setiap orang pasti memiliki sisi romantisme tersendiri terhadap suatu barang yang menjadi sejarah terbentuknya dunia. Oleh karena itu, saya bertaruh di Amazon pasti banyak yang mencari-cari barang-barang antik, tak terkecuali hp.
Di bulan pertama saya mengupload 5 hp bermerek nokia, di akun Amazon saya. Hasilnya dalam beberapa minggu, dua diantaranya sold out dengan harga di atas 200 ribu. Bayangkan, hp yang saya beli dengan harga 50 ribu, laku dengan harga mencapai 200 ribu. Ini fantastis sekali.
Keuntungan saya berjualan tersebut tidak lantas membuat saya senang. Saya kembali mencari hp-hp jadul yang langka, atau bisa dibilang flagship pada zamannya. Di bulan kedua, saya mengupload tiga hp jenis baru ke amazon. Dan tak perlu waktu lama, hp-hp tersebut pun sold out. Ini memang bisnis yang sangat menguntungkan, tidak hanya dari dalam negeri, pembelinya beberapa ada dari luar negeri. Bagi mahasiswa seperti saya ini mudah saja dilakukan dan sama sekali tidak mengganggu jadwal kuliah.
Sekarang ini setelah hampir satu setengah tahun berjualan, saya sudah memiliki banyak pelanggan. Saya juga telah mengupgrade akun amazon saya menjadi premium sehingga potongan dari Amazon untuk barang yang saya jual tereduksi secara signifikan. Hal tersebut secara tidak langsung membuat omset saya perhari jauh lebih tinggi dari Rudi, hampir mencapai satu juta. Saya juga telah memiliki tiga karyawan yang bertugas di lapangan, sehingga saya tinggal menunggu hasilnya sambil fokus kuliah.
Sekarang, kalian tunggu apalagi? Rejeki tidak akan datang sendiri tenpa usaha sobat, dan kita tahu bahwa sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah perdagangan. Saya dan Rudi sudah menjadi contoh nyata betapa menguntungkannya jualan di Amazon, kalian tidak perlu banyak berpikir lagi. Buka laptop kalian, sambungkan ke internet, buat akun di Amazon segera, secepatnya, sebelum persaingan semakin ketat. Kalau kalina butuh ide atau konsultasi, kalian bisa menuliskan komentar dibawah postingan ini. Jangan khawatir, saya akan memimbing anda sampai seperti Rudi dan saya.
Kami sama-sama bukan anak beasiswa. Baik dana pendidikan maupun hidup sehari-hari, semua berasal dari hasil jerih payah orang tua. Hingga satu tahun kemudian, Rudi menemukan bisnis baru, yaitu jualan online. Memanfaatkan wifi kost, ia membuat sebuah akun di web bernama Amazon.com. Dia bilang inilah lapaknya. Apa yang Rudi Jual? Ternyata dia menjual buku-buku jadul. Buku-buku yang ia jual, ia dapatkan dari pasar buku bekas di belakang stadion Undip, Pleburan. Awalnya memang coba-coba, tapi ternyata berhasil. Satu dua pembeli tertarik mengeluarkan uang lebih untuk membeli sebuah buku jadul. Rudi memastikan bahwa bukunya ori dan masih dalam kondisi baik, sehingga meskipun bekas, buku tersebut tetap laku mahal.
Sedikit demi sedikit, bisnis Rudi bertambah menggiurkan. Sesekali bahkan saya diajak membantunya menyortir pesanan, dan dari situ saya mendapat upah. Tidak banyak sih, tapi cukup untuk membeli keperluan seorang mahasiswa.
Di tahun kedua, bisnis jualan Rudi mencapai omset hingga 500 ribu per hari. Itu angka yang sangat fantastis untuk seorang mahasiswa. Dia sudah memiliki empat karyawan sekarang, salah satunya saya. Karyawan-karyawannya juga anak-anak satu kost yang bertugas mencari buku di stadion, menyampul, mengambil gambar, mengupload, menyortir pesanan, dan lain sebagainya, sehingga Rudi hanya tinggal ongkang-ongkang kaki menunggu gajian.
Setelah dua tahun bekerja dengan Rudi, saya merasa kurang jika hanya menjadi pegawai. Maka melalui jalan yang telah dirintis Rudi, aku membuat akun serupa milik saya sendiri. Di akun Amazon tersebut, saya memilih ide yang cemerlang, yaitu jualan handphone antik. Saya mendengar, di sebuah tempat bernama Pasar Maling, menjual hp-hp antik dengan harga miring. Tentu saja mereka tidak tahu nilai romantisme dalam hp-hp tersebut sehingga menjualnya murah. Di pasar yang letaknya di bilangan Kauman, Semarang tersebut, saya membeli beberapa hp jadul dengan harga mulai dari 50 ribuan.
Jika saya benar, setiap orang pasti memiliki sisi romantisme tersendiri terhadap suatu barang yang menjadi sejarah terbentuknya dunia. Oleh karena itu, saya bertaruh di Amazon pasti banyak yang mencari-cari barang-barang antik, tak terkecuali hp.
Di bulan pertama saya mengupload 5 hp bermerek nokia, di akun Amazon saya. Hasilnya dalam beberapa minggu, dua diantaranya sold out dengan harga di atas 200 ribu. Bayangkan, hp yang saya beli dengan harga 50 ribu, laku dengan harga mencapai 200 ribu. Ini fantastis sekali.
Keuntungan saya berjualan tersebut tidak lantas membuat saya senang. Saya kembali mencari hp-hp jadul yang langka, atau bisa dibilang flagship pada zamannya. Di bulan kedua, saya mengupload tiga hp jenis baru ke amazon. Dan tak perlu waktu lama, hp-hp tersebut pun sold out. Ini memang bisnis yang sangat menguntungkan, tidak hanya dari dalam negeri, pembelinya beberapa ada dari luar negeri. Bagi mahasiswa seperti saya ini mudah saja dilakukan dan sama sekali tidak mengganggu jadwal kuliah.
Sekarang ini setelah hampir satu setengah tahun berjualan, saya sudah memiliki banyak pelanggan. Saya juga telah mengupgrade akun amazon saya menjadi premium sehingga potongan dari Amazon untuk barang yang saya jual tereduksi secara signifikan. Hal tersebut secara tidak langsung membuat omset saya perhari jauh lebih tinggi dari Rudi, hampir mencapai satu juta. Saya juga telah memiliki tiga karyawan yang bertugas di lapangan, sehingga saya tinggal menunggu hasilnya sambil fokus kuliah.
Sekarang, kalian tunggu apalagi? Rejeki tidak akan datang sendiri tenpa usaha sobat, dan kita tahu bahwa sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah perdagangan. Saya dan Rudi sudah menjadi contoh nyata betapa menguntungkannya jualan di Amazon, kalian tidak perlu banyak berpikir lagi. Buka laptop kalian, sambungkan ke internet, buat akun di Amazon segera, secepatnya, sebelum persaingan semakin ketat. Kalau kalina butuh ide atau konsultasi, kalian bisa menuliskan komentar dibawah postingan ini. Jangan khawatir, saya akan memimbing anda sampai seperti Rudi dan saya.
Post a Comment